Rabu, 29 Februari 2012

Kepedulian Terhadap Kelestarian Lingkungan Dimulai Dari Diri Sendiri

Program go green yang telah lama tercetus sebagai gerakan global telah berangsur-angsur membangkitkan kesadaran serta antusiasme masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi. Hal ini dapat dilihat dari munculnya beberapa komunitas proaktif seperti Bike to Work dan tentu saja Go Green Indonesiaku.
Pemerintah pun menyikapi kecenderungan positif ini dengan dukungan-dukungan yang diwujudkan lewat program-program seperti ‘Gerakan Menanam Sejuta Pohon’, kebijakan memerangi penebangan liar serta konsep Green Economy.
Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia pun semakin sadar akan pentingnya kelestarian alam semesta dan semakin termotivasi untuk turut mengambil bagian dalam organisasi, komunitas maupun gerakan-gerakan bermotif go green.
Meski demikian, kecintaan kita terhadap bumi sebenarnya tidak melulu harus diwujudkan lewat sebuah kegiatan massal yang terorganisir. Bahkan untuk membangun kesadaran yang lebih besar lagi sebenarnya kita justru perlu memulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan itu dari lingkup yang paling kecil: lingkup pribadi.
HP Proliant Living Green sadar betul akan pentingnya memupuk semangat cinta lingkungan dalam jiwa tiap-tiap pribadi. Karena itu, lewat sebuah kontes foto bertema “Green Living,” HP Proliant berupaya memberi ‘penghargaan’ tersendiri bagi orang-orang yang telah berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang hijau.
Berikut ini adalah contoh-contoh pribadi yang telah mewujudkan kepedulian mereka terhadap kelestarian lingkungan dalam keseharian mereka:

Pentingnya menanamkan kecintaan terhadap lingkungan sejak usia dini

Mengurangi emisi karbon akibat kendaraan bermotor dengan menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi

Untuk mengurangi emisi karbon, sarana transportasi publik juga bisa jadi alternatif, terutama yang tidak menggunakan mesin

Dengan jumlah produsen oksigen alami yang semakin menipis di muka bumi, setiap tumbuhan hijau yang ditanam adalah satu langkah ke depan dalam memelihara kelestarian bumi


Anda juga bisa memperlihatkan kepedulian Anda terhadap kelestarian lingkungan sekaligus menginspirasi jutaan penduduk Indonesia lainnya untuk memulai gaya hidup go green dengan cara menyertakan foto Anda yang bertema “Green Living” dalam kontes foto ini.

Apa Tanggung Jawab Manusia Terhadap Lingkungan?




Green Mountainous Landscape. Photo copyrighted. Courtesy of Eden Communications.
Pertanyaan tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen berkepentingan dengan lingkungan telah populer pada tahun-tahun terakhir ini. Agar kita mengerti tanggung jawab kita terhadap lingkungan, kita perlu memahami hubungan mula-mula antara manusia dengan alam. Kejadian 1:26-28 menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia (laki-laki dan perempuan) menurut gambar dan rupa Allah dan memberi mereka kuasa atas seluruh bumi, termasuk semua binatang yang telah diciptakan Allah. Allah juga meminta keturunan manusia untuk memelihara seluruh bumi (Kejadian 1:28). Bahkan setelah kutukan atas manusia, Allah tidak pernah melepaskan mereka dari tanggung jawab ini. Kita harus memelihara dunia yang Tuhan berikan kepada kita.



Kendati Firman Allah secara umum tidak bertentangan dengan pandangan kelompok ekologi bahwa manusia bertanggung jawab atas lingkungan, orang Kristen boleh tidak setuju dengan pandangan mereka tentang kenapa lingkungan itu penting dan bagaimana memeliharanya. Misalnya, banyak orang dalam kelompok pergerakan ekologi berkata bahwa membersihkan lingkungan itu penting karena masa depan manusia berada dalam bahaya. Untuk mendukung pendapatnya, mereka menunjuk pada isu-isu seperti ozon yang semakin berkurang dan pemanasan global (kecurigaan yang berlebihan menurut banyak orang). Akan tetapi, dalam Alkitab jelas bahwa keberadaan manusia tidak dalam bahaya. Allah mengendalikan nasib kita. Dia telah merencanakan masa depan manusia. Alkitab berkata bahwa bumi pada suatu waktu akan dipulihkan oleh Kristus (Roma 8:21) dan pada akhirnya akan dimusnahkan oleh Allah dengan api dan menggantinya dengan bumi yang baru (2 Petrus 3:10). Alkitab dengan sangat jelas menyatakan fakta bahwa pemulihan bumi dan penghancurannya kelak adalah pekerjaan Allah dan tidak ada kaitannya dengan usaha manusia “mengutak-atik” lingkungan. Alasan lain kenapa banyak orang mendukung isu ekologi adalah karena mereka kelihatannya memandang alam sebagai suatu bentuk Allah; kepedulian mereka terhadap planet ini adalah untuk suatu pemujaan. Keseluruhan agama “usia baru” menitikberatkan pada ekologi dan “kesatuan” dengan alam. Lagi-lagi Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa itu bukan alasan yang sah untuk peduli kepada dunia kita. Yesaya 45:5 berkata, "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah". Dari sini kita tahu bahwa hanya ada satu Allah. Kita tahu bahwa Allah adalah pencipta, bukan yang diciptakan (Kolose 1:16-17). Memuja alam sama dengan membuatnya sebagai idola. Peduli terhadap lingkungan seperti diperintahkan Allah, merupakan kepatuhan kepadaNya.
Barangkali satu alasan kenapa kita diperintahkan untuk peduli terhadap bumi ialah sebagai gambaran dari tanggung jawab dan pelayanan (stewardship). Allah menempatkan manusia di bumi sebagai mahkota dari ciptaanNya. Kita harus menunjukkan kepedulian, perasaan iba dan tanggung jawab atas ciptaan Allah. Dengan cara ini, kita dapat lebih menghargai hubungan khusus Allah dengan manusia, makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sebagai orang percaya, kita akan menunjukkan pelayanan yang baik dengan menerima tanggungjawab yang telah diberikan sejak semula. Pengamatan lebih lanjut harus dibuat tentang kepedulian kita atas ciptaan. Manusia harus belajar bahwa tanggungjawabnya terhadap bumi tidak sepenting kepedulian terhadap sesama manusia. Pelajaran ini digambarkan dalam Yunus 4:9-11. Disini, Allah mengingatkan Yunus bahwa dia tidak punya hak untuk lebih memperhatikan tanaman dan pohon dan ternak dari pada 120.000 manusia yang hidup di Niniwe.
Sekarang, lebih dari yang lalu-lalu, manusia perlu mendapatkan perspektif Allah tentang hal-hal yang paling penting kita perhatikan. Lingkungan itu penting, tapi Allah lebih peduli dengan jiwa-jiwa manusia.

Sekolah Bersih Hijau dan Sehat

Indonesia adalah negara dengan tingkat kehilangan hutan cukup tinggi, diperkirakan mencapai 1,871 hectare per tahun (2004-2005). Kawasan tangkapan air yang ada di Indonesia dipengaruhi dengan tingkat kehilangan hutan. Tingkat kehilangan air secara nasional adalah 32,18%. Ketersediaan air di Indonesia melingkupi 6% dari total stok air di dunia, sementara total stok air yang disumbangkan dari wilayah Asia Pasifik adalah 21% (KLH, 2003). Sementara isu langkanya air semakin meningkat di negeri ini. Menurut data Departemen Kehutanan, 39 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dalam keadaan kritis, dimana 42% berada di Jawa dan 25% di Sumatra. Lebih dari 70% penduduk Indonesia menggunakan air yang diambil dari sumber yang kemungkinan besar sudah tercemar.
Akses terhadap air bersih yang terbatas karena tingginya biaya pelayanan dan rendahnya kualitas pelayanan sehingga terjadi peningkatan penggunaan air bawah tanah. Eksploitasi berlebih atas air tanah berpotensi merusak lingkungan, yang menyebabkan menurunnya kualitas dan jumlah air. Cakupan layanan air bersih perpipaan untuk kawasan urban adalah 60% sementara untuk kawasan rural mencapai 15%. Pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp60 triliun sampai 2015 untuk meningkatkan kapasitas air minum dari 98.000 m3 menjadi 392.000 m3 per detik guna melayani 80% penduduk. Paling tidak setiap tahunnya harus tersedia dana Rp7,5 triliun untuk mencicil pembangunan fasilitas air minum yang mencapai Rp60 triliun tersebut.
Akses yang terbatas akhirnya hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Dimana air merupakan kebutuhan manusia untuk hidup. Pengelolaan air sangatlah penting untuk melestarikan air. Salah upaya dalam pelestarian adalah melalui jalur sekolah atau pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali manusia bisa bertahan hidup juga. Untuk bertahan hidup manusia harus bisa mengenali lingkungan sekitarnya dan harus menggunakan potensi-potensi yang ada untuk kehidupannya dan kelanjutan kelestariannya untuk anak cucu. Pengaruh lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku anak. Kehidupan sehari-hari anak haruslah dikedepankan untuk bekal hidup mereka dari pada pendidikan yang menyajikan impian yang jauh dari kehidupan anak. Inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi kehidupan sehari-hari tersebut akan menjadikan anak belajar untuk mengenal diri dan lingkungannya beserta kemampuan untuk hidup.
Penggunaan lingkungan sekitar sebagai media belajar siswa saat ini belum dimaksimalkan. Guru masih terkungkung dalam ruangan kelas, padahal banyak potensi yang ada di lingkungan sekitar yang bisa menjadi bahan ajar untuk siswa. Sumberdaya dalam komunitas lokal meliputi sumberdaya manusia (orang atau masyarakat), tempat-tempat, atau lokasi yang bisa memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan lingkungan sendiri memberikan peluang untuk sebuah pendidikan atau pengajaran berorientasi komunitas lokal. Penggunaan sumberdaya lokal dapat mempertinggi nilai dan memperluas kurikulum sekolah. Sumberdaya komunitas lokal dapat membantu sekolah dan guru untuk mengajar lebih efektif dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, dan menghubungkan langsung siswa dengan model-model peranan dan situasi “kenyataan hidup”. Dimana dibutuhkan untuk hidup bersih sehat dan nyaman.
Berperilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya telah menjadi bagian dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun apakah kesadaran ini telah mampu menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, suatu hal yang masih memerlukan adanya peningkatan kapasitas lebih mendalam. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan semenjak usia dini. Berdasarkan pada kondisi ini implementasi program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat cukup tepat dilakukan pada murid Sekolah Dasar. Di sisi lain peran guru dalam dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar masihlah dominan. Oleh sebab itu kepala sekolah, guru dan Komite Sekolah akan dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat.
Sekolah sebagai salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan anak memiliki peran penting dalam menyumbang perubahan yang terjadi di dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat serta mengelola sampah menjadi poin tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam masyarakat perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada masyarakatnya. Kesadaran masyarakat di daerah hulu sungai terhadap kebersihan, kesehatan dan penghijauan lahan akan menjadi titik awal menguntungkan dalam upaya menjaga kelestarian alam/lingkungan.
Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam rangka konservasi dan upaya menjaga kelestarian tersebut. Dibutuhkan dukungan dan kontribusi masyarakat media dalam isu Clean, Green and Hygene (CGH), serta penyebarluasan lebih meluas tentang kesehatan air, peranan masyarakat media sebagai pengawal isu pelestarian. Peran media sangatlah penting disini sebagai penyambung dan penyebarluasan informasi. Penyebaran informasi ini diharapkan dapat merubah perilaku dari peduli ke tindakan. Saat ini, masyarakat media belum banyak yang terlibat dalam penyebarluasan isu tentang CGH dan kesehatan air, dikarenakan keterbatasan akses informasi tentang isu tersebut

Pentingnya Kesadaran dan Kepedulian Terhadap Lingkungan di Era Globalisasi

PENTINGNYA KESADARAN DAN KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN DI ERA GLOBALISASI

Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, lingkungan adalah salah satu yang mengalami dampak buruk. Eksploitasi dilakukan secara besar-besaran, dengan tanpa memperhatikan efeknya terhadap lingkungan. Banyak hutan yang ditebangi, lalu diganti hutan-hutan beton yang menjulang tinggi. Setelah itu daerah sekitar hutan tidak mempunyai peresapan air yang cukup, dan akhirnya bencana tanah longsor dan banjir pun datang, ketika musim hujan tiba. Hal itulah yang sekiranya terjadi di era globalisai seperti saat ini. Di tengah sibuknya kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhanya, banyak hutan dan lingkungan lainnya yang menjadi korban dari tangan-tangan manusia.Hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah ikut menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kita, seperti ikut menjaga kebersihan lingkungan, ikut menyerukan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, dan melestarikan keanekaragaman hayati yang semakin berkurang saja dari hari ke hari. Agar pada akhirnya alam tidak berbalik menyerang kita.
Sebagai orang yang bijak, sudah sepantasnya kita bisa merasakan fenomena yang sedang terjadi ini. Untuk melestarikan lingkungan demi anak dan cucu kita di masa yang akan datang. Walaupun demikian, syukurlah saat ini sudah banyak pihak yang menyadari akan fenomena yang sedang terjadi ini. Seperti UU tentang pencemaran lingkungan yang telah diterbitkan yaitu, Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982: Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Selain itu juga ada penghargaan-penghargaan seperti adipura atau pun kalpataru, yang kaitanya dengan kebersihan dan pelestarian lingkungan. Dan masih banyak lagi, kesadaran dari banyak pihak untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga akan ada keseimbangan paling tidak antara pencemaran dan pencegahannya.
Indonesia, merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi dunia dan merupakan daerah penghasil ozon dunia, karena kebetulan berada di daerah ekuator. Tetapi di lain sisi, Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat penebangan dan kerusakan hutan tertinggi di dunia. Kerusakan hutan terjadi di mana-mana, tanpa memperhatikan kelangsungan ekosistem dan satwa yang ada di dalamnya. Laju kerusakan hutan pada tahun 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada tahun 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Lalu, bagaimana dengan saat ini? Tahun 2007 tercatat,ada 574 kasus kejahatan terhadap hutan. Di tahun berikutnya, jumlah kasus turun menjadi 404 kasus. Dari kasus-kasus yang tercatat ini ternyata, hanyalah pelaku kecil saja yang banyak diperiksa.Yang memprihatinkan lagi adalah sebanyak 64-83 persen kayu hasil tebangan adalah berstatus illegal logging.
Dengan tingginya laju kerusakan hutan yang terjadi ini, turut menjadi salah satu penyebab turunnya keanekaragaman hayati yang kita miliki. Keanekaragaman hayati merupakan salah satu kekayaan yang tak ternilai harganya, oleh karena itu, begitu pentingnya masalah pelestarian saat ini. Ada beberapa satwa atau pun tumbuhan di Indonesia yang dilindungi oleh undang-undang dan saat ini kondisinya dalam keadaan hampir punah. Berikut ini, beberapa satwa yang saat ini dalam keadaan hampir punah:
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, merupakan sungai yang menjadi daerah kegiatan transportasi dan yang lainnya bagi warga sekitar untuk berbagai kepentingan. Semakin padatnya lalu-lintas di sungai Mahakam ternyata ikut mempengaruhi jumlah satwa yang hidup di dalamnya seperti pesut mahakam yang saat ini jumlahnya terus berkurang. Satwa yang dalam nama latinnya ini disebut Orcella brevirostris merupakan hewan asli Indonesia dan dilindungi oleh undang-undang. Semakin hari jumlahnya semakin berkurang, bahkan sekarang satwa ini hampir punah. Usaha-usaha untuk membudidayakannya telah dilakukan, namun tak juga berhasil untuk mengembang biakanya. Yang terpenting lagi ikan ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady.
Pendangkalan, erosi, pencemaran akibat limbah, dan pengelolaan hutan yang terjadi di sekitar sungai Mahakam adalah beberapa penyebab turunnya populasi satwa ini. Dengan kesadaran dan kepedulian kita, berharap agar tidak akan kehilangan lagi keanekaragaman hayati yang kita miliki.
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
Satwa yang merupakan salah satu penghuni Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Sukabumi ini, jumlahnya sekarang tinggal 19 ekor. Kerusakan hutan yang terjadi di taman nasional tersebut, mengakibatkan elang jawa tersebut sulit untuk berkembang biak. (kompas.com)
Dan masih banyak satwa lainnya yang saat ini jumlahnya sangat memprihatinkan, dan merupakan tugas kita bersama untuk ikut melestarikannya. Sekarang juga perlu dilakukan konservasi terhadap satwa tersebut, sangatlah tepat dilakukan.







Anggrek
Sekitar 2.000 dari 5.000 jenis anggrek di Indonesia terancam punah akibat pembabatan hutan dan penyelundupan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Beberapa jenis anggrek yang kini langka di antaranya, yaitu Phalaenopsis javanica dari Jawa Barat, Cymbidium hartinahianum dari Sumatera Utara, dan Paraphalaenopsis denevii dari Kalimantan. Selain itu, seluruh jenis anggrek Paphiliopedium masuk appendix CITES sebagai jenis anggrek yang tidak boleh diperdagangkan di dalam negeri maupun luar negeri. (kompas.com)
Bambu Endemik
Bambu yang beberapa tahun yang lalu sering kita jumpai dan sangat mudah kita jumpai. Saat ini sekitar 30-40 persen dari 88 jenis bambu endemik Indonesia keadaannya terancam. Beberapa faktor di antaranya adalah alih guna lahan, penyelundupan ke luar negeri, belum diketahui manfaatnya, dan penebangan yang berlebihan. Yang memprihatinkan adalah penyelundupan bambu ke luar negeri contohnya dari Yogya ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, bambu dikembang biakan kemudian dijual dengan harga 1000 dollar AS per batang.
Di Indonesia sendiri, juga belum tahunya masyarakat akan manfaat dari bambu. Sehingga banyak masyarakat yang sesuka hati menebangnya kemudian tidak menanaminya kembali. Padahal manfaat bambu tidak hanya sebagai bahan bangunan yang kegunaannya dipandang masih kuno. Beberapa jenis tersebut seperti Dendrochalamus buar, Dendrochalamus hait, dan Fimbribambusa.
Hal di atas hanyalah beberapa saja, saat ini yang diperlukan adalah kepedulian dan sebelumnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan begitu Insya Allah hari esok akan jauh lebih baik dari hari ini dan kemarin. Walaupun sebagai manusia tak pernah lepas dari usaha untuk selalu memnuhi kebutuhan yang semakin besar jumlahnya. Akan tetapi, kita tetap harus berusaha melakukan usaha pelestarian atau konservasi, agar tidak menyesal di kemudian hari. Meskipun banyak kendala yang dihadapi dalam melakukan konservasi ini. Salah satu yang menjadi kendala dalam pelestarian keanekaragaman ini adalah kurangnya dana dan ketidak sinerginya kinerja antara pihak terkait, sehingga laju kerusakan hutan yang cukup parah ini. Sungguh ironis memang, banyak warga di perkotaan yang memelihara tanaman yang harganya sangat mahal, bahkan perawatannya pun juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagai salah satu hobi mereka, atau sekedar mengisi waktu luangnya. Seandainya mereka mau mengalihkan uang yang mereka punya untuk membiayai konservasi , tentu akan sangat berguna sekali. Begitu juga dengan kinerja para pihak terkait mengenai perijinan pengelolaan hutan yang pada akhirnya hak pengelolaan hutan, jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Meningkatkan Kepedulian Masyarakat tentang Lingkungan

Setiap jenis mahluk hidup ciptaan Tuhan di dunia untuk keberhasilan hidupnya  memerlukan kondisi lingkungan tertentu yang diperlukan  untuk kelangsungan hidupnya, yang semuanya itu telah disiapkan oleh Tuhan YME.
Lingkungan hidup itu meliputi factor-faktor lingkungan fisik, lingkungan kimia dan lingkungan biologis, baik di dalam tanah, di dalam air maupun di udara, yang umumnya diperlukan  untuk bernafas, makan, tumbuh dan berbiak. Apabila kondisi factor-faktor lingkungan tersebut terganggu (berubah dari kondisi yang diperlukan) maka banyak jenis yang kondisi kehidupannya dapat terganggu sehingga dapat mengancam kelangsungan hidupnya yang bisa menuju kearah kepunahannya.  

Perubahan kondisi lingkungan hidup dapat terjadi secara alami seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi yang telah kita alami  berkali-kali dan kita kenal sebagai bencana alam. Bencana gempa tektonik atau letusan gunung yang besar dapat menimbulkan tsunami sehingga  banyak mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang parah dan menelan banyak korban baik manusia maupun binatang dan tumbuhan.

Dari kenyataan kerusakan kondisi lingkungan hidup dapat pula terjadi karena ulah manusia yang tidak terkontrol dengan baik, sehingga  banyak hutan yang rusak, banyak jenis binatang maupun tumbuhan  yang punah atau banyak menurunkan populasinya. Juga sering terjadi banjir bandang,  tanah longsor, kebakaran  di hutan dan kota serta pencemaran lingkungan, seperti yang sering dipublikasaikan lewat radio, media masa (koran) dan TV sekarang ini. Pencemaran lingkungan hidup umumnya masih banyak terjadi sebagai akibat amat rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan lingkungan.

Amat banyak  pemilik  perusahaan  industri yang tidak memperhatikan bahan kimia buangan sisa industri  yang dibiarkan mengalir ke  sungai disekitarnya, sehingga  menimbulkan pencemaran   yang dapat mengganggu kesehatan  kehidupan fauna ikan  dan  masyarakat  yang ada di sekitarnya. Ini adalah pencemaran kimia.

Banyak pula  pencemaran  organis  yang berasal  dari  sisa bahan organis buangan (sampah  sisa makanan dll yang berasal rumah tangga penduduk dan pasar, sehingga terjadi banyak timbunan yang menimbulkan  pembusukan  lumpur  organis berbau tak sedap, yang mengakibatkan mudah terjadinya pendangkalan dan penyumbatan pada banyak selokan (saluran / kanal air) di banyak perkotaan  dan pedesaan. Hal ini dapat  menimbulkan terjadinya genangan  air di jalan maupun pekarangan rumah tangga pada musim hujan, sehingga mempermudah terjadinya kerusakan jalan  dan infrastruktur yang lain.     


Jika  kita  memperhatikan  kondisi lingkungan   hidup kita di Indonesia sekarang ini,  amat banyak  yang mengalami kerusakan  sebagai akibat  karena  masih amat  sedikitnya  jumlah penduduk  kita yang  mengerti dan peduli  terhadap  upaya  pengelolaan  lingkungan hidup yang  baik dan bijak. Bahkan masih amat banyak  masyarakat kita  yang  tergolong pengusaha kaya  yang  kegiatannya  masih tetap berperan sebagai perusak lingkungan hidup dengan melibatkan orang-orang  miskin yang  tidak  mengerti masalah lingkungan hidup karena hanya butuh uang  untuk menghidupi keluarganya atau dirinya sendiri. Para pengusaha  sebenarnya  sudah banyak yang mengerti  tentang konservasi  yang  dilakukan Pemerintah, tetapi  tetap  tidak punya kepedulian terhadap pentingnya pengelolaan  lingkungan hidup yang  kerusakannya sudah makin  memprihatinkan. Kelompok  penganggur  dan  miskin  yang jumlahnya masih jutaan sebenarnya  punya  potensi untuk membantu pengelolaan lingkungan hidup.     

Dari kebiasaan hidupnya sehari-hari, mereka kini adalah tergolong kelompok perusak lingkungan hidup di perkotaan maupun di pedesaan, sebagai pencemar lingkungan.. Daripada  hidup mereka hanya  bergantung  pada  kebiasaan meminta-minta atau mencuri dan menipu dll yang bernilai negatif  alangkah baiknya jika mereka   dilatih dan  diberi tugas pekerjaan harian oleh Pemda sebagai pembersih dan pelihara lingkungan hidup di pedesaan dan perkotaan dengan melibatkan  kepala desa sebagai pengawas, dengan upah  yang standard (minimal cukup untuk makan-minum harian) yang dananya berasal dari Pemerintah dan  bantuan amal wajib dari penduduk serta para pengusaha setempat.

Adapun  pengelolaan dananya juga dilakukan oleh Pemda. Dengan cara demikian  upaya Pemerintah  untuk  meningkatkan kesejahteraan  para kelompok miskin dan penganggur  serta upaya memelihara lingkungan hidup di perkotaan maupun di pedesaan dapat terwujud. Pekerjaan yang dilakukan  dapat  diutamakan membantu   pemeliharaan kebersihan jalan dan selokan  (saluran air) di perkotaan dan di pedesaan.    

Pemerintah sekarang telah punya program membantu perawatan  para kelompok  masyarakat  miskin yang menderita   sakit. Dengan  melibatkan mereka  dalam kegiatan  harian sebagai tenaga yang  membantu pembersihan dan pemelihara lingkungan hidup di wilayah tempat tinggalnya ,  kegiatan  ini dapat  dipandang  sebagai balasan  positif  mereka  yang   mendapatkan hak bantuan  perawatan  jika  mereka.menderita  sakit.

Demi terwujudnya  pelayanan  yang berkualitas baik  terhadap mereka kelompok  miskin dan penganggur,  setiap kelurahan  harus memiliki data  yang lengkap  dan jelas  nama dan  jumlah mereka  yang tergolong  kelompok  tersebut. Bagi mereka  yang telah berubah  kondisinya  tidak  lagi menjadi kolempok  miskin   mereka harus lapor  ke kelurahan  lewat  Ketua RW dan informasi  datanya harus  tercatat  di setiap kelurahan demi  menghindari terjadinya kasus korupsi.

Apabila  program ini dapat  dikembangkan  diseluruh  wilayah Indonesia ,  lingkungan hidup kita di perkotaan dan  di  pedesaan  akan terpelihara dengan baik  dan  kesejahteraan  rakyat  akan mengalami  peningkatan.          

IWF sesuai dengan fisi dan misinya  siap membantu  pengembangan dan  pengawasannya.
(Dr. Soetikno, Staf Profesional IWF)